BJ HABIBIE; Menteri 25 Tahun, Wakil Presiden, Presiden, dan Cendekiawan Muslim

Written by:

(Bacharuddin Jusuf Habibie; Prof. Dr. Ing. Haji, FREng( 1936-2019)

BACHARUDDIN Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulsel tanggal 23 Juni 1936.

Ayahnya pegawai jawatan pengairan di kota pelabuhan kedua terbesar di Sulsel itu. Ibunya ibu rumah tangga keturunan Jawa.

Orangtua Habibie adalah tokoh agama, qadi dari Gorontalo.

Habibie sempat tinggal di Makassar dan kemudian belajar di SMA di Bandung (1950), lanjut kuliah teknik mesin di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (1954). Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat (1956-1965).

Menerima gelar diploma insinyur pada 1960 dan gelar doktor insinyur pada 1965 dengan predikat summa cum laude juga di Jerman.

Akhir dekade 1960-an, BJ Habibie dipanggil kembali ke Indonesia oleh Soeharto, dan diminta mulai mengembangkan landscape industri teknologi Indonesia di awal dekade 1970-an.

Dia merintis industri strategis PT IPTN (pesawat), PT Pindad (senjata), dan PT PAL (kapal).

Visi dan target Habibie adalah Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“BJ Habibie ini adalah presiden ketiga Republik Indonesia. Beliau insinyur, yang mengabdikan diri untuk kemajuan teknologi Indonesia di masa Orde Baru,” ujarnya.

BJ Habibie adalah presiden ke-3 Indonesia (1999-2000). Sejak 11 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998, BJ Habibie mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden ke-7 Indonesia.

Jabatan presiden ke-3 Indonesia mulai diemban Habibie saat Soeharto murdur resmi per 21 Mei 1998.

Soeharto terpaksa mundur melalui amanat MPR_RI menyusul desakan reformasi yang digaungkan terbuka politisi, elite menengah, kelompok profesional, dan mahasiswa sejak 1995.

Kekaguman kepada BJ Habibie, saat Syafruddin Kambo masih duduk sekolah di SMA (1977-1980) Majene, Sulawesi Barat.

“BJ Habibie itu menteri riset dan teknologi terlama republik ini Saya daftar kuliah teknik di Unhas meski tak lulus, karena kagum ke Pak Habibie,” ujar Ketua Wali Amanat Unhas ini.

BJ Habibie mulai menjabat menristek dan Kepala BPPT (29 Maret 1978 – 11 Maret 1998).

Di saat bersamaan BJ Habibie menjabat sebagai Kepala Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau Otorita Batam.

Saat menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang pertama.

Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI 7 Desember 1990 hingga menjabat wakil presiden 1997.

Dilansir DW Indonesia, Direktur Pengelola EKONID, Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman, Jan Rönnfeld, mengungkap Habibie adalah WNI Indonesia yang paling terkenal seantero Jerman.

“Dia setengah Jerman, tinggal di Jerman bertahun-tahun, dan sangat fasih berbahasa Jerman. Tidak hanya saat kuliah dan bekerja, saat ia menjabat sebagai menteri Negara dan Riset, dia bekerjasama dengan banyak institusi dan perusahaan Jerman,” ujar Rönnfeld yang mengaku banyak kenangan bersama Presiden ke-3 itu.

Ia mengenal Habibie saat di Jerman tahun 1995.

Kala itu, Rudi, sapaan akrab BJ Habibie, menemani Presiden Soeharto dalam lawatan dinas Berlin. Kala itu, Habibie kasih menristek.

Tahun 1998, saat jabat Wapres dia menemani Habibie mengunjungi ekshibisi industri tahun dan tahun 1999. Dia membawa semua kabinetnya ke ekshibisi tersebut melihat pameran teknologi industri Jerman.

Rönnfeld berpendapat, walau hanya kurang setahun menjabat presiden, Habibie mampu mambawa banyak perubahan dan mengatasi gejolak ekonomi yang mendera Indonesia.

Dolar semoat kembali ke level Rp7000 hingga Rp8000.

Baginya, Habibie sebagai lambang kesuksesan demokrasi di Indonesia selama 20 tahun terakhir.

Di tahun-tahun akhir hayatnya, sepeninggal istrinya Ainun Habibie (2010), Habibie lebih menonjolkan sosok spiritualitasnya.

Narasi-narasi pencapaian teknologi dikaitkan dengan kemahakuasan Allah SWT.

B.J Habibie menghembuskan nafas terakhirnya di ruangan Cerebro Intensive Care Unit (CICU), RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, selepas adzan Maghrib pukul 18.05 WIB, di usia 83 tahun. Ia dirawat intensif sejak 1 September 2019.

Mantan Menteri Negara dan Riset periode 1978-1998 ini meninggal dikarenakan gagal jantung.

Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis siang. Ia dimakamkan tepat di samping makam istri tercintanya, Ainun Habibie. Bersama Ainun, Habibie dikarunia dua orang anak yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. (*)