Yuyu’ dan Cara ia Merawat Silaturahim Lebaran

Written by:

Cara Yuyu’ Merawat Silaturahmi Lebaran: dia mengajak anaknya keliling rumah kerabat, sahabat dan tetangga.

BUKAN tentang maaf memafkan belaka.

Ini tentang menjaga silaturahim hingga anak cucu kami.

seperti 3 dekade lalu, di hari Lebaran 1440 H, saya dan kawan sepermainan kecil masih saling berkunjung, bersalaman, dan bercanda.

Pagi tadi, saya mulai menanyakan kabar keluarga nuklirnya; istri, anak, mertua dan ipar-iparnya.

aku juga memperkenalkan kabar terakhir istri, 3 anakku, dan sedikit mengupdate pekerjaanku.

bersama teh hangat dan kue mentega suguhan Lebaran, kami guyub.

semoga ini terus berlanjut ke anak cicit kami. amiiin ya Allah.

Namanya Khairul Akbar aka. Yuyu.

Kami sebantaran, dan teman sepermainan.aku setahun lebih tua. Yuyu lahir April 1975.

Kini, dari istrinya, Hasniah, Yuyu dikaruniai 4 anak; tiga lelaki, satu wanita.

“Fitra (si sulung) sudah kelas 1 SMP, Anita kelas 6 SD, Ikram kelas 2, dan Aco masih 2 tahun.”

Aco, si bungsu, belum dia beri nama “panjang”.

Usai menikah, 2006 lalu, Yuyu memilih tinggal di pondok mertua lestari. itu letak sosiopsikologis.

Letak geo-administratifnya di desa Bonto Biraeng, Kecamatan Minasate’ne, Pangkep, Sulsel. Ini sekitar 2.1 km dari kampung tumpah darahnya, Jagong.

Jika rumah masih jadi takaran sejahterah, Yuyu sudah berhak menyandangnya.

Enam tahun lalu, dibantu saudaranya, dia sudah bisa menyicil rumah kopel type RSS di Jl Lingkungan, RT 6, ndak jauh dari kampung istrinya, di Biraeng.

Ukuran sejahterah lain, dia sudah bisa mencicil becak motor untuk mengantar jemput 2 anaknya dari rumah ke sekolah. “dua ratus ribu satu bulan, kubayar.”

Yuyu sudah kuanggap saudara tak sekandung.

Di Jl Cumi-Cumi, Kelurahan Jagong, Pangkajene, Pangkep, selatan Sulawesi, rumah kami berhadapan.

Mendiang ayah (HM Husni Thamrin BA) dan ibunya H Badriah, sudah saya anggap orangtua sendiri.

kala TK hingga bangku rendah SD, awal 1980-an, ibuku kerap menitipku di rumahnya mulai waktu makan siang hingga petang.

Dua saudara Yuyu, Syamsul Kemal (kakak) dan adiknya Husnaeni Thamrin, juga sudah kami anggap saudara.

Dia lahir di RSUD Pangkajene, Pangkep. Aku di Puskesmas Ujungtanah, Ujungpandang, –nama jadul Kota Makassar sebelum tahun 1999.

Kami bertetangga di Jagong sajak tahun 1979. Sudah 40 tahun. ayahnya pernah jabat kepala SMKK Pangkep dan Kepala SMA Muhammadiyah Pangkep.

selama tiga tahun, kami satu SD di Jagong. meski usia selisih setahun, Yuyu tiga tingkat dibawahku.

Aku lanjut di pesantren di Barru, dia memilih belajar formil di SMP hingga SMA Muhammadiyah.

di Jagong, dan warga Kota Pangkajene’ mengenalnya dengan Yuyu!

ia dikenal karena sudah tahun ke-16 jadi pelayan publik di kota kelahirannya, Pangkajene.

Beberapa belas bulan, dia kerja jadi pasukan kuning adipura, jawatan kebersihan kota.

Lalu, hampir 3 tahun jadi juru pungut retribusi pasar.

Kini, sejak 2007, Yuyu jadi juru parkir.

“Saya sudah dapat SK Kepala 3,” kata Yuyu tentang jabatan fungsionalnya di PD Pasar, Pangkep.

SK kepala 3 yang dimaksud Yuyu ternyata status masa tunggunya untuk diangkat jadi honorer K-2, lalu K-1 lalu jika beruntung dinobatkan jadi PNS.

semoga segera Yu!!!

minal aidin wal faizin. mohon maaf lahir dan batin, saudaraku.